.
Diberdayakan oleh Blogger.
.

KARYA TULIS MUSEUM GEOLOGI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, gedung dan benda-benda bersejarah peninggalan nenek moyang yang sangat berharga sebagai sarana wisata berkonsep pendidikan. Sehingga sebagai warga Indonesia harus mampu menjaga dan melestarikan kekayaan yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu contoh tempat wisata di Bandung Jawa Barat yaitu Museum Geologi.
Bandung adalah kota besar yang mempunyai kekayaan alam yang cukup melimpah, serta memiliki banyak tempat- tempat bersejarah salah satunya Museum Geologi. Museum ini banyak sekali peninggalan-peninggalan jaman Purba Kala yang sangat bermanfaat. “Paris Van Java” adalah sebutan bagi kota Bandung karena di ibaratkan sebagai parisnya Indonesia. Keindahan pemandangan alam serta bangunan-bangunan bersejarah dikota bandung sangat memikat para wisatawan untuk mengunjunginya dan banyak nilai manfaat yang positif, oleh karena itu penulis mengambil judul karya tulis “MUSEUM GEOLOGI BANDUNG JAWA BARAT SEBAGAI TEMPAT WISATA BERKONSEP PENDIDIKAN”. Penulis mengharapkan museum Geologi tetap di kembangkan, dan bagi para pengunjung dapat belajar tentang Museum Geologi. Sehingga dari adanya penulisan karya tulis ini diharapkan pembaca terdorong untuk bisa lebih mencintai bangsa Indonesia tercinta
1.2 Tujuan Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, antara lain :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) di SMA Negeri 1 Kemusu
2. Untuk mendapatkan informasi dan ilmu tentang Museum Geologi di Bandung
3. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga berguna di masa depan.
4. Membangun semangat Nasionalisme pembaca bahwa betapa melimpahnya kekayaan yang terdapat di Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis merumuskan masalah yang membutuhkan pemikiran lebih lanjut, masalah yang dimaksud adalah :
1. Bagaimana sejarah dan proses perkembangan Museum Geologi
2. Penulis ingin mengetahui peran Museum Geologi dalam Pendidikan
1.4 Metode Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam usaha untuk memecahkan permasalahan, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Metode Observasi
Adalah metode yang dilaksanakan secara langsung ke lokasi atau obyek yaitu di Museum Geologi Bandung dengan cara pengamatan dan penelitian yang dilakukan secara langsung
2. Metode Pustaka
Adalah metode yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan brosur, yang berkaitan dengan informasi tentang Museum Geologi Bandung.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika karya tulis ini di susun untuk memperlancar penulisan karya tulis, sehingga mudah dipahami dan ditelaah dengan apa yang dimaksudkan dalam penulisan karya tulis.?
Adapun sistematika penulisanya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Metode Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Museum Geologi dari Masa-Kemasa
2.2 Perkembangan Museum Geologi
2.3 Koleksi Fosil Dan Benda Bersejarah Di Museum Geologi
2.4 Panduan Museum Geologi
BAB III PERAN DAN FUNGSI MUSEUM GEOLOGI
3.1 Peranan Museum Geologi Dalam Pendidikan
3.2 Fungsi Museum Geologi
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Museum Geologi dari Masa-Kemasa
Ø Masa Penjajahan Belanda
Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh para ahli dari Eropa. Setelah di Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, mereka sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka dibentuklah Dienst Van Het Mijnwezen pada tahun 1850. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst Van Den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumberdaya mineral. Hasil penyelidikan yang berupa contohcontoh batuan, mineral, fosil, laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan, sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch Museum. Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja dan menghabiskan dana 400 Gulden, mulai pertengahan tahun 1928 sampai diresmikannya pada tanggal 16 Mei 1929. Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.
Ø Masa Penjajahan Jepang
Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati, Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO dan setahun kemudian berganti nama CHISHITSU CHOSACHO. Pada masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan di masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen (termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.
Ø Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi beradadibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di tempat itu mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana terjadi pertempuran, maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, selama 4 tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen- dokumen hasil penelitian geologi sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung – Tasikmalaya- Solo – Magelang - Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke Bandung. Dalam usaha menyelamatkan dokumen dokumen tersebut, pada tanggal 7 mei 1949, Kepala PUSAT JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI, Arie Frederik Lasut, diculik dan dibunuh tentara belanda dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem Yogyakarta. Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI, terbukti pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjung oleh Presiden pertama RI , Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama menjadi: Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952- 1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 - 2005) , Pusat Survei Geologi mulai akhir tahun 2005 sampai sekarang. Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta yen untuk direnovasi. Setelah ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali dan pembukaannya diresmikan pada tanggal 20 Agustus Tahun 2000 oleh Wakil Presiden RI waktu itu Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
2.2 Perkembangan Museum Geologi
Sistem peragaan Museum Geologi sampai tahun 1990-an tidak mengalami perubahan berarti. Dilain pihak, jumlah pengunjung Museum meningkat terus, sebagian besar terdiri dari Pelajar dan Mahasiswa yang memerlukan informasi untuk menambah pengetahuan mereka ilmu tentang bumi.
Sejak tahun 1993 telah mulai dijajaki upaya pengembangan Museum Geologi dalam rangka memenuhi kebutuhan para pengunjung tersebut melalui proyek kerja sama antar pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang. Tahun 1998 Museum Geologi mulai direnofasi. Dalam proyek ini pemerintah Indonesia menyusun scenario dan desain peragaan, memperbaiki interior gedung, dan melengkapi fasilitasnya, seperti sanitasi, sistem pemadam kebakaran dan lain sebagainya. Sedangkan pemerintah Jepang menyumbangkan berbagi peralatan untuk sistem dokumentasi, sistem peragaan, reparasi koleksi edukasi peralatan dan riset. Saat ini Museum Geologi memiliki tidak kurang dari 250.000 koleksi batuan dan mineral, sekitar 60.000 koleksi fosil dan lain-lain. Koleksi tersebut disimpan didalam ruang dokumentasi koleksi dan diperagakan diruang peragaan. Museum Geologi juga mempunyai fasilitas edukasi lainya atau ruang auditorium untuk pemutaran film bagi pengunjung yang datang secara rombongan.
Mulai tahun 2002 Museum Geologi melalui Kepmen ESDM Nomor: 1725 tahun 2002 statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi dilingkungan Balitbang ESDM. Mulai akhir 2005 Museum Geologi berada dibawah Badan Geologi bersama dengan terbentuknya Badan Geologi sebagai Unit Eselon I yang ada di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM).
2.3 Koleksi Fosil Dan Benda Bersejarah Di Museum Geologi
Jenis-jenis Hasil Peninggalan pada Zaman Sejarah (masa lampau)
Di Museum Geologi ini terdapat berbagai hasil-hasil peninggalan zaman sejarah (masa lampau) diantaranya fosil dan benda-benda hasil peninggalan zaman dulu.
a. Fosil
Di Museum Geologi terdapat fosil manusia purba serta fosli mahluk hidup lainnya. Fosli manusia purba yang ada disini yaitu :
1. Meganehtropus Palaeojavanicus
Perawakan Megantropus Paleojavanicus diperkirakan tegap, diperkirakan masif dengan tulang pipi tebal tonjokannya belakang kepala yang tajam serta tempat pelekatan yang besar bagi otot-otot tengkuh yang kuat. Dengan gerakan yang besar, maka permukaan tengah banyak kerutan-kerutan dengan gigi yang sangat kuat.
2. Phytecanthropus Erectus
Fosil ini banyak ditemukan di Indonesia. Tinggi badan diperkirakan antara 165 – 180 cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap, mukanya memiliki tonjolan kuning yang kua, hidung yang lebar dengan belakang kepala menyudut, isi tengkorak berkisar antara 750 – 100 cm.
3. Homosapiens
Jenis Homosapiens memiliki ciri yang lebih maju dengan Phytecanthropus erectus. Berjalan dan berdiri tegak serta lebih sempurna, tinggi badannya antara 130 – 210 cm, mulanya datar dan lebar, akar hidung lebar dan bagian mulutnya agak sedikit menonjol, dahi membulat serta tinggi, sementara bagian belakang tengkorak juga membulat dengan rahang dan gigi mengecil dan lidah terlalu menonjol ke bagian depan. Volume tengkorak rata-rata antara 1350 – 1450 cm.
b. Alat atau Benda pada Masa Lampau
Pada masa lalu manusia mempunyai berbagai alat yang digunakan sebagai kehidupannya sehari-hari yaitu :
1) Alat batu, yaitu suatu alat yang terbuat dari bebatuan. Ragam alat batu diantaranya :
a. KapakPenimbas (Chopper)
b. Serut genggam (Sropper)
c. Kapak penerak (Chopping tool)
d. Pahat genggam (hand adec)
e. Kapak genggam awai (Proto hand axe)
2) Alat serpih
Adalah perkakas yang digunakan sebagai pisau, gurdi atau penusuk. Alat ini digunakan sebelum mengenal tulisan yakni digunakan sebagai mengupas, memotong atau juga menggali sejenis umbi-umbian.
3) Alat tulang
Adalah perkakas yang bahan dasarnya terbuatdari tulang binatang. Tulang-tulang ini dibentuk dari tulang hewan hasil buruan, biasanya sebelum digunakan sebagai alat biasa dibentuk sesuai kebutuhan.
2.4 Panduan Museum Geologi
Museum Geologi ini di buka setiap senin sampai kamis pukul 09.00 sampai 13.30 WIB, dan sabtu sampai minggu pukul 09.00 sampai 13.30 WIB. Sedang setiap jum’at dan libur nasional tutup.
Adapun biaya masuk bagi orang umum adalah Rp 20.000,- sedangakan bagi Pelajar dan Mahasiswa adalah Rp 5.000,-tiap orang.
Selain itu untuk memasuki Museum Geologi pengunjung harus mentaati beberapa peraturan.
Peraturan itu antara lain :
1) Mengisi buku tamu terlebih dahulu
2) Dilarang makan minum dan merokok didalam gedung ruangan
3) Dilarang memegang dan mencoret-coret, merusak dan mengambil koleksi museum
4) Pengunjung dilarang membawa tas dan jaket didalam ruang peragaan museum
BAB III
PERAN DAN FUNGSI MUSEUM GEOLOGI
3.1 Peranan Museum Geologi Dalam Pendidikan
Pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolahan melainkan langsung keberbagai tempat yang bersejarah. Misalnya Museum Geologi dengan diadakan kunjungan langsung ke objek dapat menarik minat siswa untuk mengenal dan mempelajari nilai-nilai sejarah yang ada di Indonesia. Di Museum Geologi ini banyak fosil-fosil peningggalan zaman Purbakala, batu-batuan yang sangat langka dan berharga seperti mas, batu bara Kristal dan lain-lain. Serta barbgai ilmu perubhan gejolak yang terjadi di bumi dalam tiap waktu lamanya. Dengan ini para Siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kegeologian.
3.2 Fungsi Museum Geologi
1) Sebagai sumber pendidikan
Siswa dapat mempelajari dri pengetahuan tentang berbagai fosil.seperti Fosil Dinosaurus,Gajah dan ilmu tentang kegeologian. Macam-macam fosil binatang zaman purba dapat di temui di Museum Geologi.
2) Sebagai tempat wisata
Para wisatawan dapat berwisata ke Museum Geologi.selain untuk berwisata para pengunjung juga dapat mempelajari berbagai macam peninggalan barsejarah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari data pengamatan yang penulis lakukan dapat disimpulkan bagaimana sejarah maupun ruang lingkup Museum Geologi Bandung Jawa Barat.kesimpulan penulis adalah:
1. Museum Geologi memiliki tidak kurang dari 250.000 koleksi batuan dan mineral, serta sekitar 60.000 koleksi fosil
2. Museum Geologi di buka setiap hari,kecuali hari jum’at dan libur nasional
3. Museum Geologi di dirikan pada tahun 1928 yang kemudian diresmikan pada 16 mei 1929.
4. Museum Geologi sebagai tampat objek wisata dan sebagai tempat pendidikan.
4.2 Saran
Kita sebagai generasi muda hendaklah menjaga sejarah bangsa kita.khsusnya pada unsur sejarah yang terdapat di Museum Geologi Bandung dan janganlah kita merusak keindahan alam sekitar kita. penulis berharap pembaca memberikan kritik atau saran yang bersifat membangun, penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
___Alisyiyah, Nur, 1999, sistematika karya tulis
___Brosur pusat penelitian dan pengembangan Museum Geologi Bandung.
___Darso Prayitno, Soewarno SH.2001, Pengetahuan Umum Geologi Bandung:
LAMPIRAN
Daftar Literatur Benda Benda
Museum Geologi Bandung
Replica fossil. Tyrannosaurus Rex.
Fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.
Contoh batu- batuan mineral yang terdapat dr dalam bumi
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Karya Tulis dengan judul KARYA TULIS MUSEUM GEOLOGI. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://abcd-creations.blogspot.com/2012/07/karya-tulis-museum-geologi.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: UJIGONG - Selasa, 17 Juli 2012

Belum ada komentar untuk "KARYA TULIS MUSEUM GEOLOGI"

Posting Komentar

Technology Blog